Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Makalah Psikologi Pendidikan Tentang Aliran-Aliran dalam Psikologi

0 komentar




PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 


 TENTANG
“ ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI ”




Disusun :
·       BELLA ANJANI
·       EKA LUCIANA DEWI
·       FATIMATUZ ZAHRO

DOSEN PENGAMPU : NAILA ROHMANIYAH,S.Psi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
LEMPUING JAYA KAB. OKI SUM-SEL
TAHUN AKADEMIK 2015



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami aliran-aliran dalam psikologi. Kedua memenuhi tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai wahana pembelajaran pengantar psikologi agar dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa / mahasiswa khususnya jurusan Manajemen Pendidikan Islam semester 2.
Kami menyadari  bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Lempuing Jaya,  Maret 2015
                                                                 PENULIS



DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Psikologi.............................................................................. 2
2.2 Aliran Behaviorisme.......................................................................... 2
2.3 Aliran Strukturalisme........................................................................ 3
2.4 Aliran Fungsionalisme....................................................................... 4
2.5 Aliran Psikoanalisis........................................................................... 5
2.6 Aliran Humanisme............................................................................ 6
2.7  Aliran Psikologi Gestalt  ................................................................. 7
2.8 Aliran Psikologi Kognitif.................................................................. 8
2.9 Aliran Psikologi Transpersonal.......................................................... 10

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG
Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri pada akhir abad ke-19. Selama dua abad sebelumnya, berbagai model dikembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesifik , selama abad ke-17 dan ke-18, berbagai model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Para psikolog bekerja di banyak situasi terapan yang berbeda-beda, dan memiliki berbagai macam peran, bahkan dalam lingkungan akademiapsikologi kontemporer cukup sulit diidentifikasi. Penelitian dan pengajaran psikologi dilakukan di departemen psikologi, ilmu kognitif, manajemen organisasi, dan hubungan social. Psikologi tampaknya berkembang menuju diversifikasi yang lebih besar daripada menuju suatu kesatuan kohesif.
Psikologi sebagai ilmu akan selalu berkembang, seiring dengan berkembangnya mazhab-mazhab dan teori-teori baru bermunculan. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari teori-teori sebelumnya.

1.2         RUMUSAN MASALAH
1.        Apa yang dimaksud dengan Psikologi?
2.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Behaviorisme?
3.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Strukturalisme?
4.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Fungsionalisme?
5.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Psikoanalisis?
6.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Humanisme?
7.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Psikologi Gestalt ?
8.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Psikologi Kognitif?
9.        Bagaimana psikologi menurut Aliran Psikologi Transpersonal?



BAB II
PEMBAHASAN
2.1     DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi lahir di jerman pada tahun 1870-an sebagai disiplin ilmiyah yang diakui. Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental[1]. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).

2.2     ALIRAN BEHAVIORISME
Peletak aliran ini ialah : Ivan Petrovich Pavlov dan William Mc Dougall. Pavlav adalah seorang sarjana ilmu faal yang sangat fanatik dan sangat anti terhadap psokologi yang dianggap kurang ilmiah. Ia terkenal dengan experiment mengenai reflek terkondisi yang dilakukan terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya; menurutnya “ segala aktifitas kejiwaan pada gakikatnya merupakan rangkaian reflek “. Ia mulai melakukan terhadap experiment tersebut, pada akhir abad 19 kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1940-1950 an.



Selain Pavlov pembangunan aliran ini adalah Me Dougall, ia berpendapat mengenai teori “insting”. Menurutnya insting adalah kecerendungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawa sejak lahir  dan tidak dipelajari sebelumnya.
Aliran Behaviorisme memandang manusia sebagai mesin atau robot ( homo mecanicus ) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman ( conditioning ). Sikap yang ingin dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive begviour atau perilaku menyimpang.
Melalui begaviourisme, ditemukan oleh sejumlah penelitian beberapa asa sebagai berikut:
a.         Classical conditioning : suatu rangsangan akan menimbulkan pola raksi tertentu apabila rangsangan tersebut sering diberikan bersamaan dan menimbulkan seatu reaksi tersebut.
b.        Law of effect : prilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang-ulang sebaliknya.
c.         Operant conditioning : pola perilaku akan manjadi mantap apabila telah menuai hal-hal yang diinginkan.
d.        Modeling : adanya kecenderungan “mengidolakan” maka akan mengikuti dan menirunya.
Obyek psikologi dalam aliran ini adalah “ pelaku yang fenomenologis bukan prilaku yang metafisik”. Dan beberapa tokoh lain dalam aliran ini adalah john Watson, clark L.Hull, BF. Skinner dan Albert bandura.[2]

2.3     ALIRAN STRUKTURALISME
Aliran ini muncul karena kerja keras Wilhelm Wundt, psikolog jerman yang pertama mendirikan Laboratorium psikolog, karena laboratorium telah didirikan pertama dijerman, maka jerman dikenal dengan “ Ibu psikolog “.
Menurutnya untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah Intropeksi / mawas diri, obyeknya adalah “ kesadaran”[3]
Tokoh aliran lain dalah Edward Bradford Titehener, ia adalah mahasiswa sastra inggris dan penerjemahan ajaran wundt, kemudian ia pergi ke Amerika Serikat ( 1893 ) dan membangun laboratorium di Comell.

2.4     ALIRAN FUNGSIONALISME
Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya yang terkenal ialah Willian James, John Dewey, James Rowland, Angell haHarvey A, Carr, James Mc Kenn cattell, E.L Thorndike dan R.S.Woodworth.
Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan mental. Aliran ini pada intinya merupakan doktrim bahwa “proses adalah keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, emosi, memersepsi dan mengindra, dengan kata lain aktifitas-aktifitas di sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting, aktifitas ini memudahkan control organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan adalah penarikan diri, pengenalan, pengarahan dan lain-lain.
Menurut pandangan James, bahwa” suatu kebenaran tidak ada yang mutlak dan berlaku umum. Sedangkan menurut John Dewey, bahwa “ tak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berfikir untuk mengatasi kesulitan itu, oleh karena itu berfikir tidak lain sebagai alat ( instrumen ) untuk bertindak[4].




2.5     ALIRAN PSIKOANALISIS
Aliran Psikoanalisis sangat kontras dengan aliran begaviourisme. Aliran Psikoanalisis merupakan aliran yang mencari penyebab munculnya perilaku manusia pada alam tidak sadar. Tokoh aliran ini adalah “ Sigmund Freud ” dari Australia pada akhir abad ke-19 , aliran ini berpendapat bahwa “ manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ) “.
Freud banyak memberikan kontribusi dalam hal mengembangkan konsep motivasi dari alam ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa kecil terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa. Di samping itu, Freud juga merangsasang studi yang intensif tentang emosi, yaitu cinta, takut, cemas, dan seks.[5]
Dalam teori Freud dinyatakan bahwa satu – satunya hal yang mendorong kehidupan manusia adalah dorongan id (libido seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam libido seksualita, seseorang berusaha mempertahankan eksistensinya karena bermaksud memenuhi hasrat seksualnya.  Dalam pandanga psikologi humanistik, teori Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan ynag paling mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan fisioligis dan tak mampu memberikan untuk empat kebutuhan manusia yang lain.[6]
Di alam tak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang diibaratkan gunung es dari kepribadian kita yaitu:
1.            Id atau Es ( energi psikis )
2.            Kh atau ego
3.            Uber lcr atau super ego



2.6     ALIRAN HUMANISME
Bagi humanisme memandang bahwa, aliran begavourisme dan psikoanalisis, telah merendahkan jati diri manusia yang dianggap robot yang mudah dikondisikan prilakunya.
Aliran humanisme memandang bahwa “ manusia adalah mahluk yang mulia, yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spisiesnya. Aliran ini terdapat asas-asas penting mengenai manusia sebagai berikut:
a.              Manusia adalah mahluk yang memiliki kehendak bebas.
b.              Manusia adalah mahluk yang sadar atau berfikir.
c.              Manusia adalah mahluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu ideal.
d.             Manusia adalah mahluk yang kreatif.
e.              Manusia adalah mahluk yang bermoral.
f.               Manusia adalah mahluk yang sadar akan dirinya sendiri.
g.              Manusia adalah mahluk yang memiliki esensi kesucian.
Salah satu tokoh aliran ini adalah Abraham Maslow yang mengkritik freud dengan mengatakan bahwa freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti mengapa seetengah jiwa yang lainnya tetap sehat.
Sedangkan menurut Viktor Frankl dalam logotherany ( teknik psikoterapi ) mengatakan bahwa “ makna hidup yang bermakna, semua kehidupan yang dialami manusia memiliki hikmah dan makna tersendiri, oleh sebab itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan bukanlah substansi eksistensi, sebab yang menjadi hakekat peristiwa adalah makna dan hikmahnya.
Humanisme telah mengembangkan logoterapi yang mencitrakan kecerdasan manusiawi dalam tingkat yang tinggi, semangat memaknai kehidupan melalui keyakinan tentang adanya kesadaran tertinggi tentang makna hidup.
Abraham Maslaw juga dikenal sebagai “ Bapak spiritual” psikologi humanistik, bagi maslaw manusia dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya, pengembangan potensi dan aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara sistimatis, mulai yang terendah hingga yang tertinggi “. Adalah Carl Rogers tentang teori humanisme mengenai potensi diri manusia, ia mengemukakan ciri-ciri orang yang sehat sebagai berikut:
1.            Pandai menikmati hidup.
2.            Terbuka terhadap semua pengalaman.
3.            Memilih hidup sesuai dengan panggilan hati nurani.
4.            Apresiasif, bebas berfikir, tidak mau terikat, spakanitas, kreatif dan fleksibel.
Adapun tokoh-tokoh psikologi humaisme selain Maslaw dan Rogeradalah:
1.            William James.
2.            G. Stanly Hall.
3.            John Cohen.
4.            Albert wellek.
5.            F. T. Severin.

2.7     ALIRAN PSIKOLOGI GESTALT 
Istilah “ Gestalt “ dalam kamus berarti ( Form, Shape, Configuration, whole = bentuk, keseluruhan, esensi, totalitas, hal dan hakikat ). Aliran ini lahir sebagai upaya protes terhadap pandangan elementaris dari Ghr. V. Ehrenfern yang merupakan pelopor psikologi gestalt dengan karyanya “ Ueber Gestaltqualitaten.
Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman, yang dalam bahasa inggris berarti form, shape,cnfiguration, whole; dalam bahasa indonesia berarti “bentuk” atau “konfigurasi”, “hal”, “peristiwa”, “pola”, “totalitas”, atau “bentuk keseluruhan”.[7]
Tokoh yang di anggap sebagai pendiri aliran Gesalt ini adalah Max Wertheimer (1880 - 1943)[8]. Kemudian dikembangkan oleh Kurt Koffka[9] dan Wolfgang kohler ini mengkritik teori – teori psikologi yang berlaku di Jerman sebelumnya, terutama teori strukturalisme dari Wilhelm Wund, teori Wundt yang khususnya mempelajari proses penginderaan dianggap terlalu elemenistik. Padahal, persepsi manusia terjadi secara menyeluruh, sekaligus dan terorganisasikan, tidak secara parsial atau sepotong – sepotong. Karena itulah menurut Weirtheimer ketika sebuah melodi terdengar (dipersepsi), sebuah kesatuan dinamis atau keutuhan muncul dalam persepsi. Akan tetapi nada tersebut dalam dirinya menyebar dan saling bergantian dalam urutan waktu tertentu. Urutan waktu itu di ubah maka gesalt nya turut berubah.[10]
2.8     ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIF
Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari pandangan psikologi Gestalt di Jerman beberapa saat sebelum perang Dunia II.[11] Aliran kognitif muncul pada tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan terhadap konsep manusia menurut behaviorisme. Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir (homo sapiens). Paham kognitifisme initumbuh akibat pemikiran-pemikiran kaum rasionalisme.[12]
Tokoh-tokohnya antara lain Gestalt, Meinong, Kohler, Max Wetheimer, dan Koffka.Menurut mereka, manusia tidak memberikan respons secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan kepadanya kerena manusia adalah makhluk aktif yang dapat menafsirkan lingkungan dan bahkan dapat mendistrosinya (mengubahnya).Mereka berpandangan bahwa manusialah yang menentukan makna stimuli itu sendiri.[13]
Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia.[14]
Beberapa aliran yang terkait pada psikologi kognitif menurutZuhairini, sebagai berikut :
a.       Aliran Progresivisme : Aliran ini mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam sebuah realita kehidupan agar manusia bisa bertahan dalam menghadapi semua tantangan hidup.
Aliran ini dinamakan Instrumentalisme,  Eksperimentalisme  dan Environmentalisme karena ketiganya berkaitan satu sama yang lainnya. Sifat-sifat umum lainnya ini dikelompokkan menjadi dua keyakinan yakni:
1.            Sifat-sifat positif.
2.            Sifat-sifat negatif.
Pandangan filosofisnya berakal dari pragmatisme William James  danJohn Dewey.
b.      Aliran Esensialisme : Aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada ketertarikan dengan doktrin tertentu, aliran memandang bahwa “ pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Beberapa tokoh aliran ini adalah: De iderius Erasmus, Jokana Amos Comenius, John locke, Johann henrich pestalozzi, Johane Friederich Frobel, Johann Friederich Herert dan william T. Harris.
c.       Aliran Perennialisme : Aliran berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang lebih jelas merupakan tugas yang utama dari kehidupan.
Pengaruh tokoh aliran ini adalah Plato dan Thomas Aquinus.
d.      Aliran Rekonstruksionisme : Aliran ini tidak jauh beda dengan aliran Perennialisme.
e.       Aliran Eksisttensialisme : Tokoh aliran ini adalah Martin Heidegger, J.P. Sartre dan Gabriel Marcel. Eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak dan tidak logis. Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman dan situasi sejarah yang ia alami dan tidak mau terikat dengan hal-hal yang abstrak. Baginya segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan serta keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya.
2.9     ALIRAN PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
Aliran ini dikembangkan oleh tokoh psikologi humanistis: Abraham Maslow, Sutich dan Carles Tart. Aliran ini mempunyai beberapa pandangan sebagai berikut:
1.        Manusia memiliki dimensi kesadaran fisikal dan metafisikal yang komplek.
2.        Setiap jiwa manusia memiliki pengalaman realistis dan mistik yang merupakan energi kebangkitan kemanusiaannya.
3.        Kesadaran manusia sangat kuat berhubungan dengan potensi rohaniahnya.
4.        Orientasi manusia sangat kuat dalam mengubah kehidupannya sendiri.
5.        Manusia merupakan perwujudan kemandirian dan kesadaran tunggal dari dua kekuatan yaitu; kekuatan jasmani dan rohani.














BAB III
PENUTUP
3.1     KESIMPULAN
Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aliran- aliran psikologi yang paling populer adalah sebagai berikut:
1.        Aliran Behaviorisme → menganggap manusia seperti mesin atau robot, tokohnya Pavlog dan Dougall. Obyeknya adalah perilaku yang fenomenologis.
2.        Aliran Strukturalisme → mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi atau struktur jiwa seseorang. Tokohnya Edward Bradford. Objeknya adalah kesadaran.
3.        Aliran Fungsionalisme → tokohnya adalah James dan John Dewey, menurutnya tidak ada sesuatu yang tetap, oleh karena itu berfikir sebagai alat untuk bertindak.
4.        Aliran Psikoanalisis → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ). Tokohnya Sigmund Freud.
5.        Aliran Humanisme → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang mulia. Tokohnya Abraham Maslow.
6.        Aliran psikologi Gestalt →   tokohnya adalah Max Wertheimer, Wolfgang, Kohler dan Kurt Koffka. Konsepnya mengenai skematisasi, globalisasi dan sinkretisme.
7.        Aliran Psikologi Kognitif → bagian dari psikologi pendidikan. Terdapat beberapa aliran yang mempunyai keterkaitan dengan aliran ini, yakni Alilran Progesivisme, Aliran Esensialisme, Aliran Perennalisme, Aliran Rekonstruksionisme dan aliran Eksistensialisme.

Aliran Psikologi Transpersonal → mengkaji tenteng potensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan panggilan, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualisme, serta kesadaran transendensi. Tokoh aliran ini adalah Abraham Maslar, Antony Sutich, dan Charlos.
3.2     SARAN
Alhamdulillah, makalah psikolog telah kami selesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna , oleh sebab itu kami mohon kritikan dan saran dari teman-teman semuanya , khususnya kepada Bapak Naila Rohmaniyah S.Psi. demi kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi kita semua khususnya dalam ilmu Psikologi Umum. Amin.















DAFTAR PUSTAKA

Fudyartanta,KI.2012.Psikologi Kepribadian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Dirgagunarsa, Singgih.1975.Pengantar Psikologi.Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Mashudi, Farid.2012.Psikologi Konseling.Yogyakarta : IRCiSoD
Mujib, Abdul  dan Muzakir, Yusuf.2002.Nuansa – Nuansa Psikologi Islam.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Nashor, Fuad.2002. Agenda  Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sobur,Alex.2007.Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah.Bandung : CV Pustaka Setia
Walgito, Bimo.2012. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : CV Andi Offset
http://rimmu.wordpress.com/2010/02/08/Aliran­­_Aliran_pendidikan.
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/11/mazhab-aliran-dalam-psikologi-psikoanalisa-behaviorism-humanistik-gestalt-psikologi-positif-psikologi-transpersonal-psikologi-lintas-budaya/didownload pada tanggal17/11/2012  jam 8:32:42 wib.


[1] Farid Mashudi.Psikologi Konseling.(Yogyakarta :IRCiSoD,2012), hlm :15
[2] Bimo Walgito.Pengantar psikologi umum. (Yogyakarta: Penerbit Andi,2010), hlm.74
[3]Singgih Dirgagunarsa.Pengantar Psikologi. ( Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1975), hlm : 47
[4] Alex Sobur.Opcit, hlm :106
[5] Alex Sobur.Opcit, hlm : 111
[6]Ibid, hlm : 112
[7] Alex Sobur.Opcit, hlm : 116.
[8] Singgih Dirgagunarsa. Opcit, hlm : 87
[9] Kurt Koffka adalah tokoh psikologi Gesalt yang banyak menulis tentang faham – faham dan definisi – definisi dari pada aliran ini. 
[10] Alex Sobur.Opcit, hlm : 117.
[11] Alex Sobur. Opcit, hlm : 311
[12]Farid Mashudi.Opcit, hlm :  41
[13]Ibid, hlm : 42
[14] Alex Sobur.Opcit, hlm :  312

0 komentar: